Pemilihan Lokasi
Menentukan lokasi Budidaya yang baik sangat membantu dalam
keberhasilan budidaya, dalam artikel ini akan di bahas budidaya kepiting
soka di Tambak Mandiri Jaya. Tambak Mandiri Jaya mempunyai tekstur
tanah liat yang berpasir, sumber air tambak dari laut lepas terlebih
dahulu ditampung ditambak penampungan, jarak sumber air dengan tambak
pemeliharaan sekitar 350 meter dari bibir pantai, untuk pH tanah yang
berada di tambak Mandiri Jaya 4-5, dari hasil pengamatan kualitas air
suhu air berkisar 28-32 derajat C, salinitas 24-30 ppt, pH 4-5 hal ini
sangat cocok dengan pendapat Afrianto dan Liviawaty (1992), tambak yang
dialih fungsikan dari budidaya udang ke budidaya kepiting lunak tersebut
memiliki daya dukung lahan yang sangat sesuai untuk kepiting
lunak. Setiap lahan tambak pemeliharaan terdapat 40 sampai dengan 50
keranjang kurungan yang dibuat dari bambu yang di beri sekat sebanyak
140 sekat sehingga kepiting tidak keluar dari wadah.
Desain Tambak
Bentuk tambak untuk budidaya kepiting bakau yang ada di Tambak
Mandiri Jaya persegi panjang dengan ukuran 60 x 60 m dengan luas 4000 m2
jumlah tambak yang digunakan 4 petakan tambak dimana setiap tambak
ditempatkan 40-50 keranjang pemeliharaan kepiting lunak dimana ditiap
sekat mempunyai ukuran 15 x 15 cm konstruksi pematang terbuat dari
tanah. Tambak yang digunakan pada pemeliharaan kepiting bakau sebanyak
empat petak yaitu pada tambak yang sudah dialih fungsikan ke budidaya
kepiting, di tengah areal tambak dibuat saluran pembuangan yang terbuat
dari cicin sumur untuk mempermudah disaat pengeringan lahan
Persiapan lahan
Pengeringan
Pengeringan dasar tambak bertujuan mempercepat proses oksidasi gas –
gas beracun dalam tanah, memberantas hewan – hewan liar, proses
pengeringan ditambak mandiri jaya dilakukan selama 1 minggu pengeringan
dilakukan pada waktu air laut surut sampai pada titik terendah dibawah
dasar pintu dan saluran pembuangan air. Ciri – ciri dasar tambak yang
sudah kering ditandai oleh tekstur tanah yang tampak retak-retak. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Kanna (2002) yang menyatakan bahwa
pengeringan tanah dasar tambak sebaiknya dilakukan hingga tanah retak -
retak dengan tujuan untuk membunuh mikro organisme patogen yang
berkembang di tambak.
Pengapuran
Pengapuran mengunakan Kapur CaCo3 atau kapur Pertanian, Pegapuran
sangat berpengaruh terhadap nilai pH tanah dasar tambak. Pengapuran yang
dilakukan dilokasi praktek ini bertujuan untuk menaikan pH tanah dan
memberantas organisme pengganggu yang dapat merugikan kepiting yang di
budidayakan. Pengapuran dengan menaburkan kapur dipermukaan plataran
tambak secara merata dan dibiakan selama 2 – 4 hari. Dosis kapur yang
digunakan sebanyak 50 kg dengan luas tambak 4000 m2.
Pemasukan Air
Pengisian air yang dilakukan pada pada saat air pasang, dengan cara
menbuka pintu pemasukan, kemudian air dimasukan kedalam petak tambak
setinggi 1.5 m dengan kadar salinitas 24 ‰ yang mana pada kondisi
perairan ini sangat baik untuk kepiting. Hal tersebut sesuai dengan
pendapat Kanna (2002) Yang menyatakan Pengisian air sebaiknya dilakukan
pada saat da pagi atau sore/malam hari sehingga saat ditebar kepiting
tidak mengalami stress.
Persiapan Keranjang Pemeliharaan
Wadah yang digunakan dalam pemoultingan kepiting cangkang lunak yaitu
berupa keranjang/sangkak yang dibuat dari bambu yang dibelah
kecil-kecil yang diikat dengan tali PE dan diberi sekat 140 sekat dengan
ukuran tiap sekat 15 x 15 cm dan kemudian diberi pelampung dari
sterofoam. Pada gambar 4 dapat dilihat keranjang yang digunakan sebanyak
600 keranjang. tujuan dari pemberian sekat agar kepiting tidak keluar
dan saling menyerang/ kanibal.
Teknik Produksi Kepiting cangkang Lunak
Bibit
Dalam pemeliharaan kepiting lunak kondisi dan kualitas bibit sangat
menentukan dalam keberhasilan budaidaya,Kepiting di tambak Mandiri Jaya
berasal dari Panton Labu Nanggroe Aceh Darussalam, menurut hasil data
yang diperoleh dari lapangan bahwa kepiting dari aceh sangat cocok untuk
dilakukan pemoultingan dan kualitas kepiting nya sangat bagus. dari
pengamatan yang didapatkan dari lapangan bahwa kepiting didapatkan dari
alam dijual ke pengumpul untuk dikirim ke medan harga kepiting keras Rp.
29.000-, sampai Rp. 32.000,- per/kg.
Pengangkutan bibit dari Aceh mengunakan transportasi darat dengan
jarak tempuh dari Aceh-Medan 4-5 jam yang mana kepiting dimasukan
kedalam keranjang bambu
Metode Pengangkutan dan Penanganan Pengangkutan
Metode Pengangkutan kepiting mengunakan sistem kering yang mana
kepiting dimasukan dalam keranjang yang terbuat dari bambu, selama dalam
pengangkutan kepiting terlebih dahulu disiram dengan air supaya
kepiting dapat bertahan lama dalam pengangkutan penyiraman dilakukan
sebanyak 4 kali hal ini supaya kepiting tidak mengalami kematian.
Seleksi Bibit
Untuk mencegah tingkat kematian dalam pemeliharaan maka terlebih
dahulu dilakukan seleksi kepiting, kepiting yang sudah tua atau sudah
pernah bertelur tidak baik untuk dipemoultingkan, ukuran kepiting yang
dipeliharan berukuran cangkang 10-15 cm, dengan berat 60-150 gram,
ukuran tersebut sangat baik dan sangat cepat dalam proses moulting,
kondisi organ tubuh lengkap tidak ada yang cacat dan terluka dari hasil
pengamatan kepiting yang mengalami cacat dan luka tidak bisa moulting
dan mengalami kematian dalam 1-4 hari pemeliharaan.dari hasil pengamatan
dan data dari lapangan bahwa penilai jenis kepiting ada jenis,
jantan,betina, dan kepiting banci yang sangat baik untuk diperlihara.
untuk Bentuk kelamin juga harus diperhatikan, kepiting yang bentuk
kelamin bulat,berwarna coklat tua tidak bisa mengalami moulting. hal
tersebut sesuai dengan pendapat Kanna (2002).
Ciri-ciri Kepiting Bakau (Scylla seratta) yang baik
Jantan Betina
Berukuran cangkang 10-15 cm
Berat 60-150 gram
Berat 70-150 gram
Ukuran cangkang 10-15 cm
Organ tubuh lengkap
Alat kelamin lonjong
Cangkang berwarna keceklotan dan hijau
Organ tubuh lengkap
Bentuk kelamin Memanjang
Aktif bergerak
Aktif bergerak Berwarna kecoklatan dan hijau
Pematahan Capit dan kaki Kepiting bakau (Scyalla seratta)
pematahan/pemotongan kaki jalan dan capit kepiting, yang mana kaki
jalan dan capit di patahkan bertujuan untuk menghindari kepiting keluar
dari keranjang, saling memangsa dan merangsang pertumbuhan organ yang
baru. Kondisi ini sesuai pendapat Syarifuddin dkk.,(2004) dalam husni
(2006) yang menyatakan bahwa teknik pemeliharaan kepiting bakau dengan
cara pematahan capit dan kaki jalan kecuali kaki renang bertujuan untuk
menghindari kepiting saling memangsa dan keluar dari keranjang dan
secara biologis dengan pematahan capit dan kaki jalan tersebut dapat
merangsang kepiting lebih cepat untuk proses pertumbuhan atau ganti
kulit.
Sebelum dilakukan pemotongan kaki terlebih dahulu kepiting disiram
dngan air asin untuk mempermudah pelepasan pangkal capit dan pangkal
kaki secara utuh dan sempurna tanpa merusak morfologi tubuh kepiting.
Proses pematahan dilakukan secara manual menggunakan jarum dan gunting,
pemotongan kaki dilakakukan pada ujung kaki jalan yang mana secara
otomatis pangkal kaki jalan patah sendiri.
Di CV Mandiri Jaya ada dua teknik pemoultingan kepiting lunak yang
mana kepiting hanya dipotong kaki jalan untuk capit dibiarkan hanya
ujung capit yang dipotong supaya kepiting tidak bisa mengigit dan keluar
dari kurungan metode ini di namakan metode Popey dikarenakan disaat
moulting capit keliatan besar untuk harga kepiting ini lebih mahal
dengan metode biasa dikarenakan setelah moulting kepiting ini mempunyai
capit yang besar dan menarik sehingga lebih mahal dari teknik yang
biasa.
Lama masa pemeliharaan kepiting cangkang lunak dengan metode
pematahan capit 15-20 hari pada hari ke 6 kaki kepiting terbentuk terus
tumbuh mengikuti perkembangan tubuhnya sehingga pada hari ke 15-25 sudah
keluar individu baru yang berukuran besar tetapi kulitnya masih dalam
keadaan lunak. Kepiting yang berukuran kecil dengan berat 70-80 gram
sangat cepat mengalami moulting masa ganti kulit 15 hari. Untuk ukuran
80-50 masa pemeliharaan 20-30 hari Hal ini sesuai dengan pendapat
Syaripuddin., dkk (2004) dalam Husni (2006) yang menyatakan bahwa secara
biologis pematahan capit dan kaki jalan dapat merangsang organ tubuh
kepiting untuk tumbuh kembali. Hal ini disebabkan setelah capit dan kaki
jalan kepiting lepas, kepiting akan terangsang untuk memperbaiki fungsi
morfologi tubuhnya dengan cara melakukan pergantian kulit sehingga akan
menjadi kepiting cangkang lunak.
Penebaran
Setelah dilakukan pemotongan kaki dan capit kepiting disiram kembali
dengan air asin untuk mencegah stress penebaran dilakukan pada pagi
hari, setiap sekat dimasukan satu kepiting dengan jumlah sekat yang ada
dikeranjang 140 sekat.
Pemberian pakan dan Jenis pakan
Jadwal Pemberian pakan kepiting dilakukan pada sore hari yaitu pada
pukul 15.00- 16.00 WIB pakan yang diberikan yaitu beliung sejenis siput
air payau, sebelum diberikan pakan tersebut di cincang kecil-kecil lalu
baru diberikan kekepiting satu persatu untuk satu bagian.
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa dosis pemberian pakan
Kepiting cangkang lunak berkisar 4 – 6 % dari biomasa dengan frekuensi
pemberian satu kali dalam sehari. Hal ini sesuai dengan pendapat Cholik
dkk. (2005) yang menyatakan bahwa sebaiknya pemberian pakan kepiting
dilakukan pada sore hari atau menjelang malam karena kepiting bakau
aktif mencari makan pada saat matahari terbenam. Cara pemberian pakan
dapat di lihat pada Gambar 17.
Di tambak Mandiri jaya pemberian pakan tidak teratur pemberian pakan
di dilakukan 1 kali sehari, hal ini berbeda yang dikemukan oleh ada yang
di ambil dari study literatur bahwa Pemberian pakan yang teratur sangat
disukai oleh kepiting, Hal tersebut sesuai dengan pendapat Departemen
Kelautan dan Perikanan (2003) yang menyatakan bahwa pemberian pakan
harus lebih diperhatikan dengan dosis antara 5 -15% dari berat kepiting
yang dipelihara dan pakan yang disukai oleh kepiting yaitu ikan dan
jenis siput atau dikenal dilapangan beliung.
Pengkontrolan kualitas air
Dalam pemeriharan kepiting bakau pengantian air sangat diperlukan ini
memegang penting dalam keberhasilan budidaya kepiting. Pengelolaan
kualitas air sehingga tetap terjaga dan stabil selama masa pemeliharaan
dilakukan pergantian air sebanyak 50 - 70 % pengantian air di Cv Mandiri
Jaya pada saat terjadi pasang surut dan kondisi air yang tidak bagus
lagi hal ini ditandai dengan keruhnya dan terjadi banyak kematian.
Selama melaksakan praktek pergantian air dilakukan secara bertahap
pada pagi dan sore hari ini dikarenakan proses pergantian air harus
menunggu air laut pasang. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap hari
sebanyak dua kali pada pagi dan pada sore hari. Parameter kualitas air
yang diukur meliputi suhu, pH dan salinitas.
Dari hasil data yang didapatkan pada kualitas air di mandiri jaya
terjadi perbedaan kisaran parameter kualitas air antara pagi dan sore
hari kisaran salinitas optimal air tambak adalah 24 – 30 ppt pada sore
hari 25 – 32 ppt dan pH air tambak berkisar antara 4 – 6 sedangkan suhu
mencapai 28 – 32 oC dari data primer yang diperoleh bahwa yang sangat
berpegaruh adalah pH dan salinitas bila terjadi pH rendah maka proses
moulting akan lama hal ini di tandai oleh dinginnya air dan maka langkah
yang diambil dilapangan dilakukan pemupukan dengan kapur dolomite.Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Kasry (1996) yang menyatakan bahwa
kualitas air dan keberadaan ikan atau hewan liar didalam tambak adalah
merupakan faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan setiap
usaha budidaya ditambak.
Pertumbuhan Dengan Metode Pematahan Capit
Dari hasil pengamatan bahwa kepiting yang berukuran keci berat antara
70-80 gram sangat cepat melakukan pengantian kulit, Selama masa
pemeliharaan berlangsung dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan.
Pengamatan pertumbuhan dilakukan dengan cara sampling berat, panjang
karapas, lebar karapas pada awal tebar dan pada akhir pemeliharaan.hasil
uji coba dilapangan untuk pengamatan satu keranjang hasil sampel 9 kg
dengan jumlah 140 ekor, bahwa pertumbuhan masing-masing kepiting
meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Syaripuddin dkk., (2004)
dalam husni (2006) yang mengatakan bahwa pertambahan berat yang dicapai
setelah moulting 20-25% dari berat awal dengan berat rata-rata awal
penebaran berkisar 80-100 g/ekor dalam masa pemeliharaan 15-20
hari.dapat dilihat pada gambar 18,19,20,21,22,23,24,25 dibawah ini.
Pada tahap awal pemeliharan yang mana kepiting terlebih dahulu
diseleksi berat, dan ukuran karapas,untuk ukuran berat 70-80 sangat baik
untuk dimoultingkan dikarenankan kepiting ini sangat cepat mengalami
ganti kulit (moulting) dan harga dipasaran sangat mahal karena ukuran
yang sedang dan menarik, masa pemeliharan untuk kepiting ini antara
15-25 hari pemeliharaan yang mana ditandai munculnya organ baru tiap
hari organ tersebut mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, sehingga
perlu pergontrolan setiap hari untuk mencegah mengeras kembali yang
sudah ganti kulit,setelah pemeliharaan 15-25 hari kepiting dilakukan
pemanenan secara bertahap dan penanganan pertama dilakukan perendaman
dengan air tawar untuk mencegah mengerasnya kembali baru kemudian
kepiting dimasukan kedalam mesin pendingin agar kepiting dapat
dipertahankan kesegarannya untuk dipasarkan dalam kondisi beku dan
basah/lunak.
Pemupukan susulan
Pemupukan susulan dilakukan pada kondisi cuaca hujan pada kondisi ini
kualitas khususnya pH, salinitas, suhu menurun jadi perlu dilakukan
pengapuran, pengapuran mengunakan kapur pertanian atau kaput Dholomit,
Fungsi untuk pengapuran untuk menaikan pH tanah asam sampai dengan pH
yang dikehendaki ialah dengan pengolahan dan pengeringan tanah yang
baik disertai dengan pengapuran secara merata. Hal ini diperkuat oleh
Haliman dan Adijaya (2003) yang menyatakan bahwa jenis-jenis kapur yang
digunakan untuk tambak pemeliharaan yaitu kapur pertanian (CaCO3), Kapur
mati (Ca(OH)2 ), dan Dolomit (CaMg(CO)3) yang berfungsi meningkatkan
kapasitas penyangga dan air dan menaikan pH tanah, pengapuran dilakukan
dengan cara ditebarkan yang mana kapur dicapur dengan air supanya tidak
dihepas oleh angin.
Hama dan Penyakit
Selama melaksanakan praktek hama dan penyakit yang menyerang kepiting
lunak adalah burung dan penyakit putih, dari data yang diperoleh bahwa
penyakit ini disebabkan oleh buruknya kualitas air di tambak untuk
pencegahan dilakukan pengantian air, serangan penyakit ini ditandai
berwarna putih didalam carapas kepiting serangan penyakit ini dapat
menyebabkan kematian hasil data yang diperoleh bawah tingkat kematian
yang disebakan penyakit ini sampai 50 %, penyakit ini bisa menular pada
kepiting yang lain.dapat dilihat pada gambar 26 dan 27 dibawah ini:
Panen dan Pasca Panen
Panen dilakukan secara bertahap pada umur pemeliharaan kepiting sudah
mencapai 15 – 20 hari kepiting sudah mengalami moulting satu persatu
.untuk kepiting dengan metoda pematahan capit dan kaki jalan sangat
cepat dalam proses pemoultingan. Pemanenan dilakukan setelah kepiting
ganti kulit (moulting) proses pemanenan diawali dengan pengukuran berat
akhir dan pengukuran lebar dan panjang karapas setelah kepiting ganti
kulit harus segera diambil dan direndam air tawar selama 25 menit hal
ini dilakukan untuk menghindari kepiting akan keras kembali dan setelah
itu kepiting harus segera di bekukan atau dibungkus kedalam plastik
pembungkus untuk dipasarkan.
Teknik Pemanenan dilakukan dengan cara selektif dimana kepiting yang
telah melepaskan kulit harus segera diambil dan dimasukkan kedalam ember
yang telah diisi air. Waktu pengontrolan pada saat panen dilakukan
setiap pukul 06.00 – 11.00,– 16.00, 22.00 WIB. Kepiting akan segera
ganti kulit apabila suhu, salinitas berubah dari tinggi kerendah atau
sebaliknya dan juga dipengaruhi oleh faktor makanan yang mencukupi. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Iriani (1989) dalam Mardjono dkk (1992)
yang menyatakan bahwa pada saat kepiting melakukan pergantian kulit
(moulting) dipengaruhi oleh faktor luar yaitu suhu, salinitas dan
makanan. Selain itu faktor dalam juga ikut mempengaruhi pergantian kulit
pada kepiting. Penen Pada saat proses Ganti kulit (moulting) kepiting
tidak boleh dipegang atau diangkat dulu karena pada saat itu kepiting
membutuhkan tenaga dan gerakan yang cukup kuat sehingga kondisi kepiting
masih dalam keadaan lemah. pengontrolan harus segera ditingkatkan
karena kepiting yang telah melepaskan cangkangnya harus segera diangkat
karena apabila terlambat mengangkatnya dalam waktu diatas 4-6 jam maka
kepiting tersebut akan keras atau utuh kembali dan apabila itu terjadi
maka kepiting akan dengan mudah keluar dari sekat karena organ
morfologinya sudah utuh atau normal kembali. Setelah dilakukan pemanenan
kepiting disimpan didalam kotak yang dibuat dari kayu supanya kepiting
dapat bertahan dalam 1-2 hari.
Hal tersebut sesuai dengan Pendapat Departemen Kelautan dan Perikanan
(2003) Molting atau ganti kulit sebagaimana hewan jenis crustacea, maka
kepiting juga mempunyai sifat seperti crustacea yang lain, yaitu
molting atau ganti kulit. Setiap terjadi ganti kulit, kepiting akan
mengalami pertumbuhan besar beratnya. Selama proses ganti kulit,
kepiting memerlukan energi dan gerakan yang cukup kuat, maka bagi
kepiting dewasa yang mengalami pergantian kulit perlu tempat untuk
proses yang sesuai dan terhindar daru ganguan.
Penanganan pasca panen
Setelah dilakukan pemanenan maka kepiting dimasukan kedalam air tawar
selama 25-30 menit supaya kepiting tidak kembali mengeras setelah
dilakukan perendaman maka kepiting dimasukan kedalam kotak yang terbuat
dari kayu supaya kepiting dapat bertahan lama 1-2 hari lalu baru
dilakukan pembungkusan dan di dinginkan untuk kepiting yang permintaan
pasar lunak basah, untuk yang permintaan pasar yang beku maka kepiting
dibekukan selama 1-2 hari baru dilakukan pengepakn didalam sterofoam
yang kemudian dipasar kan dimedan dan luar negeri.
Selain dilakukan pemoultingan di tambak mandiri jaya melakukan
pengambilan dan pemamfaatan kaki jalan kepiting, untuk capit di ambil
isi daging yang didalamnya sebelum dikeluarkan isi capit terlebih dahulu
dilakukan perebusan sampai capit berwarna merah sehingga mudah
mengeluarkan isi dalamya, harga jual untuk capit yang sudah diambil isi
capitnya dipasarkan Rp.40.000- Rp.45.000, untuk capit yang belum
dikeluarkan isi capit dijual dengan harga Rp.13.000, dan untuk kaki
jalan yang sudah diambil kaki jalanya dipasarkan Rp.20.000-Rp 25.000
untuk kaki jalan yang masih utuh dijual Rp 1.500.
Pemasaran
Untuk pemasaran kepiting cangkang lunak ini sangat luas pemasaran
didalam negeri saja belum dapat dipenuhi pemasaran dalam negeri kepitng
ini dipasarkan diwilayah Medan, Jakarta, Surabaya dan Bandung harga
untuk pemasaran dalam negeri Rp. 60.000, sampai dengan Rp 65.000-,untuk
permintaan luar negeri kepiting sebelumnya ditampung dipabrik (coll
storage) di Kawasan Industri Medan (KIM) setelah memenuhi syarat ekspor
baru dikirim dalam kontainer permintaan pasar luar negeri seperti
Jepang, Amerika Serikat, Singapura dan Malaysia Harga nya pun lebih
tinggi dibanding kepiting biasa karena dari komoditas ini adalah seluruh
organ tubuhnya lunak sehingga dapat dimakan secara keseluruhan tanpa
harus susah payah memisahkan antara daging dan cangkangnya.
Analisa Finansial
Analisa finansial yang dihitung pada produksi kepiting bakau cangkang lunak ini adalah sebagi berikut:
A. Perkiraan-perkiraan perhitungan
dua bulan produksi kepiting lunak terdiri dari 2 siklus. Pendapatan
yang diperoleh dari hasil panen kepiting lunak dengan metoda pematahan
capit, kaki jalan dan pemamfaatan kaki jalan dan capit kepiting secara
keseluruhan jumlah kepiting lunak 69.000 ekor dengan SR 80 %. jumlah per
kg kepiting pada saat panen adalah 11 ekor. Harga jual kepiting lunak
Rp. 65.000/kg, harga capit Rp.45.000/kg dan isi kaki jalan Rp.13.000/kg.
Dalam 1000 kg kepiting utuh terdapat 200 kg capit (20 %), 100 kg (10%)
kaki jalan dan 700 kg (70%) kepiting tanpa kaki.
Dengan rumus:
Berat akhir = populasi akhir x per/kg
v Harga jual lunak = 5.018.2 x 70% x Rp.65.000 = Rp.228.328.100
v Harga jual capit = 5.018.2 x 20% x Rp.45.000 = Rp.45.163.800
v Harga kaki jalan = 5.018.2 x 10% x Rp.13.000 =Rp. 6.523.660
Pendapatan persiklus =harga jual + harga capit+isi kaki jalan
Rp.228.328.100 + Rp. 45.163.800 + Rp. 6.523.600 = Rp 280.015.560 siklus
Rp. 280.015.560 x 10 /tahun = Rp. 2.800.155.600,-
B. Biaya Investasi
Biaya untuk membuat yang diperlukan untuk mendirikan satu unit usaha
pembesaran kepiting lunak di Tambak Mandiri jaya sebesar Rp. 14.570.000
dengan nilai penyusutan Rp. 3.504.714-. Rincian biaya investasi dapat
dilihat pada Lampiran .
C. Biaya tetap
Biaya tetap yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi oleh tingkat
operasi pada waktu tertentu. Biaya tetap per tahun untuk usaha ini
adalah sebesar Rp 9.804.714,-. Untuk lebih jelasnya mengenai rincian
biaya tetap dapat dilihat pada Lampiran .
D. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi tergantung dari jumlah
produk yang di hasilkan. Total biaya variabel per tahunnya sebesar Rp
1.451.200.000-. Untuk lebih jelas mengenai rincian biaya variabel yang
dibutuhkan untuk usaha ini dapat dilihat pada Lampiran .
5.9.1 Analisa Laba/Rugi
Analisa laba/rugi usaha pembesaran kepiting cangkang lunak ini
diperoleh dari pengurangan jumlah pendapatan dengan total biaya. Adapun
rinciannya adalah sebagai berikut : Laba/rugi = Pendapatan/tahun – Total
Biaya = Rp. 2.800.155.600, – Rp. 1.626.034.000
= Rp.1.174.121.600
Dari perhitungan laba rugi diperoleh keuntungan per tahunnya sebesar
Rp.1.174.121.600, jadi untuk persiklus pemeliharaan Rp.117.412.160
5.9.2 Analisa Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)
Dalam mengananalisa B/C Ratio suatu usaha maka perlu diketahui biaya
tetap, biaya operasional dan investasi. Analisa ini diambil untuk
mengetahui perbandingan hasil total penjualan yang diperoleh terhadap
jumlah biaya yang dikeluarkan. Suatu usaha dikatakan menguntungkan jika
Benefit Cost Ratio > 1. Maka berdasarkan perhitungan diperoleh hasil
sebagai berikut :
B/C Ratio =
B/C Ratio = = 1,72 > 1 (layak)`
Dari perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai B/C Ratio pada
produksi kepiting cangkang lunak tersebut menguntungkan atau layak
dengan besar nilai B/C Ratio yang diperoleh yaitu 1,72 artinya bahwa
dari setiap Rp. 1,- biaya produksi yang dikeluarkan akan diperoleh hasil
Rp. 0,32,- Menurut Umar (2003) untuk B/C Ratio > 1 usulan proyek
dapat diterima, B/C Ratio 1. Karena biaya produksi yang dikeluarkan
untuk menghasilkan kepiting cangkang lunak lebih kecil dibandingkan
dengan hasil penjualan larva.
5.9.3 Analisa Break Even Point (BEP)
Perhitungan Break Even Point sangat penting karena keunggulannya
yaitu dapat memperkirakan penjualan atau kapasitas. Untuk menghitung BEP
kita harus mengetahui biaya variabel per unit. Harga perunit – biaya
variabel perunit
BEP (unit) =
=
= 107.774 kg.
BEP (Rp) =
=
= Rp. 9.804.714
Dengan BEP yang didapat per unit artnya pada tingkat penjualan
kepiting cangkang lunak sebanyak 107.774 kg atau tingkat pendapatan BEP
sebesar Rp. 9.804.714 usaha pembesaran kepiting cangkang lunak tidak
akan memperoleh keuntungan maupun kerugian atau mencapai titik impas.
5.9.3 Analisa Payback Period
Analisa Payback Periode adalah suatu periode yang menunjukan berapa
lama modal yang ditanamkan dalam usaha tersebut dapat kembali. semakin
pendek waktu yang diperlukan untuk mengembalikan biaya investasi maka
rencana investasi semakin menguntungkan atau semakin kecil waktu periode
pengembalian maka usaha tersebut semakin baik. Berdasarkan penghitungan
diperoleh hasil sebagai berikut :
Keuntungan : Rp. .1.174.121.600.-
Depresiasi : Rp. . 3.504.714.-
Rp. 1.177.626.314
PP =
PP = 0,12 Tahun
Payback Period yang didapat adalah 0,12 tahun, artinya modal yang
dikeluarkan untuk usaha pembesaran kepiting cangkang lunak ini dapat
kembali dalam jangka waktu 0,12 tahun atau bulan 24 hari. Cepatnya
jangka waktu pengembalian investasi ini dikarenakan jumlah biaya yang
dikeluarkan untuk investasi tidak telalu tinggi.
Ditulis oleh “ HERMAN AFRIZAL TARUNA SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
ukmkecil.com